Ketahui Risiko Berbohong di CV dan Tips Meningkatkan CV Tanpa Perlu Berbohong

Menurut survei yang dilakukan oleh Careerbuilder, sebanyak 75% HRD mengatakan bahwa mereka pernah menemukan kandidat yang berbohong di CV. Biasanya, kandidat memalsukan informasi dalam CV karena tidak percaya diri terhadap apa yang dimiliki.
berbohong di cv

Buat resume Anda dalam hitungan menit

Sehingga, mereka kerap memalsukan informasi mengenai poin pengalaman kerja, pengalaman organisasi, gaji, skill atau kemampuan hingga jenjang pendidikan.

Tujuan kandidat berbohong di CV adalah untuk menarik perhatian rekruter. Padahal, ada banyak konsekuensi atau risiko yang akan terjadi jika kandidat berbohong di CV. Untuk lebih jelasnya, Anda bisa simak dalam artikel berikut.

Daftar isi

Apa Yang Dimaksud Dengan Berbohong Di CV?

Melansir dari Indeed, ada dua kategori kebohongan yang sering dilakukan pelamar kerja, yaitu lies of commission dan lies of omission.

Lies of commission merupakan suatu kebohongan dengan cara mengatakan pernyataan yang salah. Misalnya, kandidat berbohong jika pernah bekerja di perusahaan tertentu.

Sementara lies of omission merupakan suatu kebohongan yang dilakukan dengan cara tidak menyatakan kebenaran seutuhnya. Misalnya, kandidat menuliskan kelulusan dari sebuah universitas, padahal tidak menyelesaikan pendidikan di sana.

5 Data Yang Sering Dipalsukan dalam CV Lamaran Kerja

Ada beberapa informasi yang sering dipalsukan oleh para pelamar kerja, yaitu:

  • Skill
  • Job Desc
  • Tahun atau Durasi Kerja
  • Jabatan
  • Gelar Akademik

Dengan memalsukan data atau informasi di atas dalam CV, pelamar berharap rekruter bisa melihat dirinya sebagai kandidat potensial sesuai yang diinginkan perusahaan. Namun, pemalsuan data tersebut biasanya dilakukan oleh pelamar yang tidak percaya diri CV-nya akan lolos.

Sehingga, calon kandidat berpikir bahwa rekruter tidak akan mengetahui kebohongan yang dilakukan dalam CV. Padahal, pihak rekruter selalu baca dan mengecek CV tiap kandidat apakah informasi yang ada dalam CV benar atau tidak. HRD akan mencari tahu dari berbagai sumber untuk memastikan bahwa data yang Anda masukkan benar.

Risiko dan Konsekuensi Berbohong di CV

berbohong di cv

Lantas, apa yang terjadi jika kandidat ketahuan berbohong di CV? Tentu saja, kandidat bersangkutan akan mendapatkan risiko dari apa yang telah dirinya lakukan. Mulai dari dipecat, mendapatkan reputasi yang buruk, tidak dipercaya oleh perusahaan dan masih banyak lagi.

Berikut beberapa risiko dan konsekuensi yang akan kandidat terima jika berbohong di CV, yaitu:

1. Merusak Reputasi atau Nama Baik

Setiap perusahaan sudah pasti selalu menjunjung tinggi kejujuran. Jika kandidat ketahuan melakukan kebohongan dalam CV yang ditulis, sudah pasti HRD tidak akan menerimanya. Sebab, berbohong merupakan suatu tindakan yang sulit untuk dimaafkan. Apalagi jika kandidat baru saja memasuki proses rekrutmen.

Tak hanya itu, reputasi atau nama baik yang kandidat miliki pun akan memiliki komentar buruk. Di masa depan, perusahaan tidak akan memanggil kandidat yang telah melakukan kebohongan.

Dengan memiliki reputasi yang buruk, kandidat akan kesulitan untuk mencari kerja di tempat yang lainnya pun. Oleh karena itu, hindari untuk berbohong di CV supaya hal seperti ini tidak terjadi kepada Anda.

2. Rasa Takut Ketahuan

Mungkin saat proses rekrutmen, HRD belum mengetahui kebohongan yang Anda tulis di CV. Namun, tidak ada yang tahu untuk hari esok, lusa, bulan depan dan seterusnya, bukan?

Jika Anda ternyata lolos proses rekrutmen, lalu diterima oleh perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan tersebut, Anda akan selalu dirundung oleh rasa takut.

Rasa takut yang Anda rasakan akan mengganggu fokus saat bekerja maupun berinteraksi dengan atasan dan orang-orang di kantor. Sebab, Anda takut ketahuan dan mungkin belum siap apa yang harus dilakukan nantinya.

3. Dipecat

Jika Anda ketahuan berbohong di CV saat sudah menjadi karyawan di perusahaan, kemungkinan besar Anda akan langsung dipecat nantinya. Kalau sudah begitu, Anda akan kehilangan pekerjaan dan kesulitan untuk mendapatkannya kembali.

4. Ditandai oleh Perusahaan

Tak hanya dipecat, seseorang yang ketahuan berbohong di CV akan ditandai hingga di blacklist oleh perusahaan. Bahkan, tidak hanya perusahaan sebelumnya yang dilamar, melainkan perusahaan-perusahaan lain yang Anda kirimkan lamaran kerja.

5. Kebohongan Terus Berlanjut

Kebohongan itu merupakan suatu hal yang sifatnya candu. Sekali berbohong, maka Anda akan terus melakukannya di kemudian hari. Oleh karena itu, hindari kebohongan sekecil apapun, termasuk berbohong di CV.

Kalau tidak, Anda akan terus mengulanginya di berbagai kesempatan. Sebab, Anda berpikir harus melakukannya untuk mempertahankan kebohongan yang sudah dilakukan sebelumnya.

6. Hidup Tidak Tenang

Seseorang yang melakukan kebohongan pasti akan merasa hidupnya tidak tenang karena takut kebohongan yang ia lakukan terbongkar. Tak heran, dirinya selalu mencari kebohongan lain supaya kebohongan sebelumnya tidak mudah dibongkar.

Namun, sebaik apapun Anda menutupi kebohongan, pasti akan ketahuan juga suatu saat nanti. Hal ini pun berlaku saat Anda memutuskan untuk berbohong di CV dengan tujuan menarik HRD.

Setelah mengetahui beberapa risiko dan konsekuensi yang akan didapatkan jika berbohong di CV, tentunya Anda harus menghindari segala hal tersebut, ya. Jika sudah terlanjur berbohong, maka segera lakukan perbaikan supaya Anda tidak menyesal nantinya.

Beberapa Hal Yang Dapat Dilakukan Jika Ketahuan Berbohong di CV

Seperti yang diketahui, berbohong di CV merupakan suatu hal yang tidak patut untuk dilakukan. Kalau sudah terlanjur, Anda bisa saja memilih untuk tidak melakukan apapun. Namun, hal ini akan berbahaya jika HRD melakukan pengecekan latar belakang hingga meminta referensi dari orang-orang tertentu.

Lantas, apa yang mesti dilakukan jika ketahuan berbohong di CV saat proses rekrutmen? Anda bisa melakukan beberapa hal berikut:

1. Perbarui CV Yang Anda Miliki

Saat Anda menyadari telah memalsukan informasi dalam CV, maka segera perbarui dengan informasi yang sebenarnya. Anda bisa mengatakan kepada HRD bahwa terdapat beberapa informasi yang keliru. Lalu, kirimkan CV yang telah diperbarui kepada HRD.

2. Mengakui Dan Katakan Yang Sebenarnya

Apabila Anda berhasil lolos dan masuk ke tahap wawancara, pastikan untuk mengakui kesalahan dan katakan yang terjadi sebenarnya.

Memang benar, hal ini akan membuat kemungkinan besar Anda tidak diterima untuk lolos ke tahap berikutnya. Tetapi, setidaknya Anda tidak diterima berdasarkan kebohongan karena bisa berdampak terhadap perjalanan karir selama bekerja nanti.

3. Mengundurkan Diri Dari Proses Rekrutmen

Cara paling aman saat ketahuan berbohong di CV adalah mengundurkan diri dari proses rekrutmen serta menarik kembali lamaran pekerjaan Anda.

Anda dapat mengucapkan terima kasih kepada HRD atas waktu dan kesempatan yang diberikan. Kemudian, katakan bahwa Anda tidak bisa melanjutkan proses rekrutmen tanpa perlu menjelaskan bahwa Anda telah berbohong di CV.

Katakan saja alasan yang cenderung aman, misalnya kurang tertarik dengan posisi yang dilamar atau ada pertimbangan lain yang membuat Anda harus mengundurkan diri dari proses rekrutmen.

Pilihan ini menjadi cara paling aman, sebab Anda tidak perlu menghadapi konsekuensi berbohong jika proses rekrutmen dilakukan semakin jauh.

Berikut contoh pesan yang bisa Anda gunakan untuk menarik kembali CV lamaran kerja dari HRD perusahaan, yaitu:

Contoh:

Selamat pagi/siang/sore

Yth.
Ibu/Bapak/HRD (Nama Perusahaan)

Sebelumnya, saya ingin mengucapkan terima kasih atas waktu serta kesempatan yang telah diberikan kepada saya dalam proses rekrutmen untuk posisi (nama posisi) di (nama perusahaan).

Namun, saya ingin meminta maaf karena dengan berat hati, saya tidak bisa melanjutkan proses rekrutmen atas alasan (sebutkan alasan aman yang Anda miliki).

Saya sangat menghargai waktu yang diberikan oleh bapak/ibu dalam proses rekrutmen ini. Sekali lagi, saya ucapkan terima kasih banyak atas perhatiannya.

Hormat saya,
(Nama Anda)

Anda dapat menyesuaikan atau improvisasi pesan tersebut dengan bahasa sendiri, lalu segera kirimkan ke email HRD supaya dapat dibaca secepatnya.

Tips Meningkatkan CV Tanpa Harus Berbohong di CV

berbohong di cv

Ada beberapa tips meningkatkan CV yang bisa Anda lakukan tanpa perlu berbohong di CV tersebut, yaitu:

1. Cantumkan Informasi Mengenai Data Diri Secukupnya

Pada beberapa bidang pekerjaan, kandidat diharuskan untuk mencantumkan data diri secara lengkap dalam CV mereka. Namun, jika tidak terdapat persyaratan untuk menuliskan data diri secara lengkap, sebaiknya tulis informasi data diri yang relevan saja.

Kandidat tidak perlu menampilkan data, seperti berat badan, status pernikahan, tinggi badan, maupun hobi yang disukai satu persatu. Selain itu, kandidat juga tidak perlu mencantumkan riwayat pendidikan mulai dari TK, ya. Cukup 1-2 riwayat pendidikan terakhir saja, misalnya SMA sampai kuliah atau kuliah saja.

Semua informasi yang dimasukkan pun harus relevan dan tidak ada yang dimanipulatif satu pun. Cantumkan informasi secukupnya, namun tetap menarik perhatian bagi HRD.

2. Tunjukkan Keunggulan atau Kemampuan Anda

Setiap hari, HRD akan menerima dan membaca ratusan hingga ribuan CV dari para pelamar kerja. Tentunya, dari sekian banyak orang yang melamar, hanya beberapa kandidat yang bisa lolos ke tahap berikutnya.

Supaya Anda bisa menjadi kandidat terbaik perusahaan dan maju ke tahap berikutnya, maka pastikan bahwa CV Anda lebih menonjol dari yang lainnya dengan menunjukkan keunggulan atau kemampuan terbaik.

Misalnya, Anda akan melamar kerja sebagai content writer. Mungkin para kandidat lain pun memiliki skill menulis yang tidak jauh berbeda dengan Anda. Namun, Anda dapat mencantumkan kemahiran lain yang dimiliki tanpa perlu berbohong, seperti:

  • SEO
  • Riset
  • Content Marketing
  • Fotografi
  • Adobe Photoshop
  • Adobe Premiere

Walaupun skill atau kemampuan fotografi, Adobe Photoshop dan Adobe Premiere tidak berhubungan langsung dengan karir content writing, namun poin itu bisa menjadi nilai plus bagi seseorang yang bekerja pada bidang konten.

3. Deskripsikan Pengalaman Kerja Anda Sebelumnya

CV yang Anda buat akan semakin menarik dengan adanya deskripsi pengalaman kerja yang konkret.

Anda bisa menyampaikan hal-hal atau tugas apa saja yang dilakukan pada pekerjaan sebelumnya. Jika memiliki pencapaian tertentu, Anda juga bisa memasukkannya ke bagian prestasi kerja. Hal ini akan menjadi nilai tambah di mata rekruter perusahaan.

Contoh:

BENAR
Pengalaman Kerja
Graphic Designer
PT ABC Jakarta (Januari 2019 – Februari 2022)

  • Membuat 15 desain per minggu untuk konten di media sosial
  • Melakukan perancangan rebranding untuk 2 klien startup
Pastikan informasi mengenai pengalaman kerja Anda tulis dengan sejujur-jujurnya dan tidak ada kebohongan sedikitpun dalam CV.

4. Menyesuaikan dengan Tingkat Pekerjaan yang Dilamar

Biasanya, seseorang akan berbohong di CV supaya terlihat banyak pengalaman. Padahal, rekruter lebih mengapresiasi kualitas daripada kuantitas. Maka, pastikan bahwa semua pengalaman kerja yang Anda cantumkan sesuai dengan pekerjaan yang dilamar dan tidak dilebih-lebihkan.

Misalnya, jika Anda melamar pekerjaan sebagai barista, maka tidak perlu mencantumkan pengalaman kerja sebagai content writing. Cantumkan pengalaman yang relevan saja, walaupun Anda hanya memiliki satu pengalaman kerja yang relevan.

5. Lengkapi CV dengan Portofolio dan Surat Lamaran Kerja (Cover Letter)

CV memang harus Anda buat dengan singkat, padat dan jelas. Namun, tenang saja, Anda masih bisa mencantumkan portofolio dan surat lamaran kerja (cover letter) untuk menonjolkan kemampuan yang Anda miliki.

Dalam surat lamaran kerja, Anda bisa menjelaskan mengenai pengalaman serta prestasi secara lebih detail. Jangan lupa, buat portofolio yang menarik untuk memamerkan hasil karya, ya.

Cara HRD Mendeteksi Kebohongan Pada CV Pelamar Kerja

Seorang HRD tidak akan meloloskan kandidat yang ketahuan berbohong di CV mereka. Sebab, HRD dapat mendeteksi kebohongan yang dilakukan dengan berbagai cara.

Berikut ini beberapa cara HRD mendeteksi kebohongan pada CV kandidat, yaitu:

1. Melakukan Pengecekan Latar Belakang Pelamar

Saat melihat CV kandidat atau pelamar kerja, biasanya HRD akan melakukan pengecekan terkait kebenaran data sesuai informasi latar belakang pelamar, seperti pengalaman kerja, riwayat pendidikan, hingga tempat tinggal.

Penelusuran latar belakang pelamar dibutuhkan untuk menghindari menerima kandidat yang berbohong di CV, seperti memalsukan pengalaman kerja, ijazah dan lainnya. Sehingga, kandidat yang berbohong di CV akan mudah ketahuan dan tidak ada kesempatan untuk lolos ke tahap berikutnya.

2. Memeriksa Kejanggalan Saat Wawancara

Salah satu cara yang dilakukan HRD untuk mengecek apakah kandidat berbohong atau tidak di CV mereka yaitu dengan mengenal kandidat lebih jauh saat proses wawancara.

Apabila kandidat tidak menjelaskan rentang waktu dalam pengalaman kerja, perekrut akan bertanya dan memberikan kandidat kesempatan untuk menjelaskan.

Namun, jika kandidat tidak ingin menjelaskan alasan tidak lagi bekerja di kantor lama serta memiliki waktu jeda karir yang cukup lama, maka hal itu akan menimbulkan kecurigaan serta kewaspadaan pada perekrut.

Untuk menghindari hal itu, pastikan Anda sebagai kandidat mampu memberikan jawaban yang tepat terkait jeda karir saat wawancara kerja. Selain itu, Anda pun bisa berlatih menjawab pertanyaan wawancara kerja supaya dapat menjelaskan terkait pengalaman kerja yang ada pada CV dengan lancar.

3. Memberikan Tes Kemampuan

Beberapa kebohongan yang umum dilakukan oleh kandidat bisa berupa kemampuan teknikal maupun kebohongan soal kemampuan bahasa asing.

Adapun hal yang bisa menimbulkan kecurigaan perekrut adalah ketika daftar kemampuan yang ada pada resume kandidat terlalu banyak atau tidak sesuai dengan pengalaman kerja mereka.

Supaya dapat memastikan sejauh mana kemampuan dari para kandidat, perekrut biasanya akan menjalankan tes yang berhubungan dengan kemampuan yang dibutuhkan untuk posisi lowongan kerja dilamar, baik sebelum maupun sesudah proses rekrutmen.

Tak hanya melalui tes kemampuan, perekrut pun bisa mengukur kandidat apakah berbohong atau tidak melalui kemampuan mereka saat wawancara kerja nanti.

Jadi, saat kandidat masuk tahap wawancara atau interview, perekrut akan mewawancarai dengan menggunakan kata-kata yang berhubungan dengan pekerjaan sehari-hari. Selain itu, HRD akan menanyakan terkait hal spesifik yang bersifat teknis untuk mengukur sejauh mana kemampuan serta pengetahuan yang dimiliki oleh kandidat mengenai pekerjaan yang dilamarnya.

4. Melihat Bahasa Tubuh Kandidat

Saat HRD tertarik dengan CV kandidat, maka para kandidat terbaik akan masuk ke tahap berikutnya, yaitu proses wawancara.

Dalam proses wawancara, HRD tidak hanya memperhatikan jawaban saja, melainkan memperhatikan juga bahasa tubuh kandidat yang sedang diwawancara.

Bahasa tubuh yang dilakukan oleh kandidat dapat menjadi tolak ukur perekrut apakah kandidat merasa percaya diri dan mengatakan hal jujur mengenai dirinya sesuai CV atau tidak.

Saat itu, perekrut mungkin akan meminta kandidat untuk memperkenalkan diri serta menceritakan secara singkat pengalaman kerja sebelumnya. Dalam hal ini, perekrut bisa saja mendeteksi adanya kejanggalan dari jawaban kandidat jika jawaban yang diutarakan tidak sesuai dengan CV, menunjukkan bahasa tubuh yang gugup atau menghindari kontak mata.

Sebenarnya, perekrut sudah terbiasa jika ada kandidat yang berbohong di CV mereka. Namun, mereka akan langsung bertindak tegas dan tidak meloloskan Anda ke tahap berikutnya.

5. Menelusuri Media Sosial Kandidat

Untuk mengetahui apakah kandidat berbohong di CV atau tidak, HRD akan menelusuri media sosial yang dicantumkan kandidat dalam CV masing-masing. Penelusuran melalui media sosial biasanya dilakukan untuk mengetahui apakah karakter Anda sesuai yang digambarkan di resume dan surat lamaran kerja.

Penelusuran media sosial dilakukan juga untuk kandidat yang akan bekerja di posisi yang berhubungan dengan media sosial serta membutuhkan seseorang yang aktif di media sosial tersebut.

Apabila dalam resume kandidat mencantumkan deskripsi bahwa mereka aktif di media sosial dan saat perekrut mengecek ternyata tidak aktif sama sekali, maka hal tersebut akan menimbulkan kecurigaan.

Q&A

Apakah Boleh Berbohong di CV?

Berbohong di CV merupakan suatu tindakan yang tidak boleh Anda lakukan. Sebab, HRD akan mengetahui kebohongan Anda setelah mereka membaca dan melakukan penelusuran latar belakang maupun terlihat ada kejanggalan saat Anda memasuki tahap wawancara kerja. Jika Anda ketahuan berbohong, konsekuensi dan risiko yang didapatkan sangat berat, salah satunya tidak lolos tahap rekrutmen dan sulit untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan lainnya.

Apakah HRD akan Membaca dan Mengecek Keaslian Pengalaman Kerja?

HRD akan membaca dan mengecek keaslian pengalaman kerja yang Anda tuliskan dalam CV. Tujuannya supaya mereka tidak salah memilih kandidat terbaik. Jadi, jika ada pelamar yang berbohong terkait pengalaman kerja, maka mereka akan langsung di blacklist dari perusahaan tersebut.

Apakah semua HRD akan Membaca dan Memeriksa Keaslian Ijazah yang Dicantumkan di CV?

HRD akan membaca dan memeriksa keaslian ijazah terakhir Anda yang dicantumkan saat melamar kerja. Kalau ketahuan palsu, maka siap-siap untuk tidak lolos proses rekrutmen perusahaan.

Apakah HRD akan Menghubungi Referensi yang Dicantumkan di CV?

Saat HRD membaca referensi yang dicantumkan, HRD akan menghubungi dan melakukan verifikasi kandidat yang bersangkutan. HRD akan bertanya mengenai berbagai hal selama kandidat bekerja sebagai karyawan di kantor lama. Ada baiknya jika Anda melampirkan referensi yang terpercaya supaya bisa mendapatkan pekerjaan impian tersebut.

Artikel serupa